Dalam
suatu pertemuan dan obrolan hangat dengan seorang teman dia bercerita
kalau dia pergi dari rumah untuk menikahi pacarnya
yang tidak direstui orang tuanya. Dalam pandangan ku memang pacarnya tidak mempunyai “cacat syar'i” hehe....,
ini hanya soal pandangan dan kriteria manusia dalam memandang
kehidupan. Dan itu pun juga yang jadi alasan temanku untuk lebih
memilih isterinya (sekarang) dari pada orang tuanya, dia bilang orang
tua tidak selalu benar. Spontan saya balik bertanya “lalu apakah
orang tuamu salah?”, dia menjawab “tidak juga”. Dia melanjutkan
jawabannya, “tapi saya laki-laki, yang sudah mampu menikah
dan tidak butuh orang tua atau keluarga yang bertindak sebagai wali
untuk menikahkan saya”. Jawaban ini terus mengusik benak saya....
Dia
melanjutkan kisahnya, kalau sekarang hidupnya bahagia bersama dengan
isterinya. Hmmmm..... bisakah kalimat itu aku maknai kalau dia
bahagia melawan orang tuanya????
Benarkah agama ini mengajarkan demikian?
Setahuku ajaran ini adalah ajaran yang linier yang tidak bertabrakan
satu sama lain. Lalu mengapa perintah ibadah (menikah) dibenturkan
dengan perintah ibadah (taat kepada orang tua) yang lain? Tidak
diperlukannya seorang wali nikah baginya dia pahami kalau
dia boleh melawan orang tuanya.
Surat al-Isra' ayat (23) yang artinya “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia”.
Perintah
yang sama DIA tegaskan dalam surat an-Nisa' ayat (36), al-Ahqaf ayat
(15), maryam ayat (32), luqman ayat (14)
Perintah
taat kepada orang tua bukan perintah yang sederhana , perintah itu selalu disandingkan dengan ketaatan dan kewajiban menyembah
kepada-Tuhan.
Nabi Muhammad SAW pun menegaskan dalam sabdanya, terdapat 3 amal yang paling utama dan dicintai Allah,(1)
Sholat, (2) berbakti kepada kedua orang tua, (3) jihad di jalan
Allah" (HR. Bukhori). Imam Bukhori meriwayatkan dalam
riwayat lain bahwa Ridla Allah terletak pada ridho orang tua dan
kemarahan Allah terletak kepada kemarahan orang tua.
Masih
banyak perintah lain untuk taat kepada orang
tua. Dan dari sekian banyak perintah itu tak satupun kutemui bahwa
perintah itu menjadi gugur ketika anak laki-laki telah dewasa.
Menikah
merupkan penyempunaan separuh agama, maka sebagai suatu ibadah yang
sangat tinggi nilainya seharusnya tidak melukai hati orang yang
di bawah telapak kakinya ada syurga.
Ya Muqollibalqulub..., tsabbit qolbiii 'ala tho'atik. jagalah hati ini untuk selalu taat kepadamu.
Ya Muqollibalqulub..., tsabbit qolbiii 'ala tho'atik. jagalah hati ini untuk selalu taat kepadamu.
Wallahu
a'lam
Gedung
Sequis Center, lantai 9
Sudirman,
Senayan Jaksel
“Ibu...Seandainya
tuhan ijinkan manusia bersujud selain kepada-Nya, aku ingin bersujud
kepada mu”